Family Gathering = Urgently needed a rental family :D

Rental Family = keluarga sewaan?  Iya  …. ciyus  … ciyus ….  😀  Butuh banget,  urgently deh.  Terutama kalau ada acara yang namanya  “Familly Gathering”. Terasa banget kalau jasa keluarga sewaan ini bukan saja menjadi kebutuhan sekunder tapi menjadi kebutuhan utama, primer, penting, urgent.

Atau kalau versi lebay nya sih …. seperti manusia membutuhkan oksigen 😀

Sebagai high quality jomblo –  still single di usia yang amat sangat teramat matang dan ditambah berjenis kelamin perempuan pula dan belum mempunyai momongan (baru punya keponakkan keponakkan yang keyren keyren seperti tantenya :D), maka acara yang paling males saya hadiri itu acara yang berbau bau family – keluarga, terutama “Family Gathering”

Bukan, bukan karena saya merasa minder dengan keadaan saya, atau karena jealous melihat teman – teman saya yang biasanya antusias sekali dengan acara Familly Gathering karena moment dimana bisa membawa seluruh anggota keluarganya untuk diperkenalkan kepada teman – teman plus keluarga temannya dan sebaliknya. Yang pasti, sebenarnya ajang yang oke banget, karena bisa berlama lama berkumpul dengan teman tanpa perlu meninggalkan keluarga.

Nah, masalah jadi akan bermula karena saya datang di Family Gathering (atau acara acara yang lain sih :D) sendirian, tanpa (my own) family.

Maka jadilah disana saya pasti akan bengang bengong sendiri, tersenyum tidak jelas kesana kemari atau berpura – pura care dengan anak – anak orang lain …. karena biasanya teman – teman saya akan sibuk dengan keluarganya masing masing, terutama teman yang baru mempunyai bayi. Atau saya akan terbengong bengong mendengar pembicaraan teman – teman tentang perkembangan anak anaknya masing masing, tentang masa kehamilan, tentang persalinan, biaya sekolah, susu yang baik, dokter anak yang top, penyakit anak dan obatnya. Enggak ada deh yang bicarain betapa gantengnya pemain sepak bola A, atau dimana toko sepatu yang lagi diskon atau backpacker sendiri yang murah 😀

Nah ketika pembicaraan beralih kepada saya,  kemudian teman – teman saya (terutama yang sudah lama tidak bertemu saya) dan pasangannya, akan bertanya kepada saya tentang anak anak saya (yang belum pada lahir karena masih mencari bapak yang tepat 😀 ), setelah mendengar penjelasan saya tentang status saya ….. maka dimulailah “drama”  itu ……………….

1. Meminta maaf kepada saya karena menanyakan tentang status saya … please deh, saya mah enggak merasa apa – apa juga, tidak juga merasa sakit hati dengan orang yang merubah status saya.  Wong … udah lama buaaaanget.  Dengan meminta maaf, justru membuat saya menjadi ill feel ….. (ill feel karena saya bingung kenapa harus minta maaf hahahahaa)

2. Berusaha yakin dengan pendapatnya, kalau saya masih trauma dengan masa lalu saya, karena itu saya masih sendiri.  Dan parahnya …. semakin saya menidakkan, semakin keukeuh juga mereka dengan pendapatnya. Dooooohhhhh … itu seperti 1 orang waras dengan 9 orang gila …. maka yang jadi gila ya yang waras dong 😀

3. Mulai menghakimi saya, bahwa saya terlalu pemilih. Padahal ya ampunnnnnn …..  yang mau saya pilih itu siapa?  Positifnya sih …. mungkin karena saya dianggap secantik ratu kecantikkan dunia, jadi yakin banget pasti banyak banget pria pria single di dunia ini yang mengejar -ngejar saya tapi tidak saya terima hahahahhhahahaha

4.Mulai menghitung – hitung umur saya dan mulai menghitung – hitung  berapa lama lagi jam biologis saya masih berdetak 😀  Dan mulai menasehati saya tentang bahaya nya bagi perempuan melahirkan di usia di atas 35 tahun.  Uhm seandainya mereka tau …. tanpa dinasehatin saya juga sudah panik kok 😀

5.Dan yang paling parah itu …. kalau di wajah wajah mereka terlihat rasa kasihan kepada saya, dan ditambah dengan statement “sabar ya, nanti pasti ketemu jodohnya”  ….  Bener deh …. saya enggak apa – apa, enggak sakit, enggak perlu juga dikasihani, saya sabar kok,  bener. Saya sabar kok biasanya menanti jodoh saya,  tapi jadi agak kurang sabar kalau dikasihani begitu hahahaahahhhahhahaha

Nah … karena masalah masalah ini … saya sih mulai berpikir mustinya ada usaha rental family.  Jadi di sana bisa me -nyewa 1 ayah dengan 1 anak ( lebih), atau 1 ibu dengan 1 anak (lebih) . Jadi sewaktu di Family Gathering itu orang orang seperti saya, bisa diterima secara “layak”  sehingga bisa turut merasakan kecerian Family Gathering dengan penuh suka cita juga.

Atau kalau tidak bisa – ya saya usul ….  Family Gathering itu  khusus untuk yang sudah berkeluarga /single mom/single dad saja, sama seperti pesta lajang yang khusus untuk lajang saja 😀 Jadi enggak ada pertanyaan lagi kepada saya kenapa tidak datang ke Family Gathering, sampai pada saat saya punya keluarga nantinya, boleh deh pertanyaan itu diluncurkan kalau saya tidak datang ke Family Gathering  😀

Salam

PS: Doain ya biar saya secepatnya juga diberikan kesempatan punya keluarga (sendiri) 😀

About kharinadhewayani

I am just an ordinary woman who wants to share her mind and her dreams to the world.
This entry was posted in Anak, perempuan and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

4 Responses to Family Gathering = Urgently needed a rental family :D

  1. Oly Arsyad says:

    Hai say..kapan2 yuk cari sale sepatu bareng 😉

  2. sendja says:

    sebenarnya mereka cuma sedang iri sama hidup kita yg sebebas merpati…menclok sana menclok sini sesuka hati 😀

Leave a comment